Khotaman Alqur`an
Kegiatan Membaca Alquran telah menjadi kebiasaan bahkan tradisi umat Islam. Kebaikan tersebut biasa dilakukan di Masjid, Mushalla, Tempat Pengajian, termasuk di rumah masing-masing. Seperti apa Khataman Al-Quran itu, bagaimana keutamaannya dan bagaimana pula cara atau pola yang dilakukan dalam mengkhatamkan Al-Quran secara serentak. yuk ngaji bareng…
Pengertian Al-Quran
Pengertian Al-Quran secara bahasa, berasal dari akar kata qara’a, yaqra’u, qur’anan, merupakan bacaan, yang berisi kalam-kalam Allah dalam bentuk bacaan dan terdiri dari 30 juz, 114 surah, atau 6.236 ayat menurut riwayat Hafsh.
Secara terminologi atau istilah “Al-Quran adalah Firman Allah swt yang tiada tandingannya, diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW penutup para nabi dan rasul dengan perantaraan malaikat Jibril as, ditulis pada mushaf-mushaf kemudian disampaikan kepada kita secara mutawatir, membaca dan mempelajari al Qur’an adalah ibadah, dan al Qur’an dimulai dengan surat Al-Fatihah serta ditutup dengan surat Annas”. (Muhammad Ali Ash-Shabuni).
Alquran yang diturunkan oleh Allah SWT kepada umat manusia sejatinya untuk dijadikan sebagai pelajaran, petunjuk, dan pedoman hidup, pembenar kitab-kitab suci sebelumnya, pemberi kabar gembira bagi umat Islam, menjadi rahmat dan juga obat bagi orang-orang yang beriman.
Khataman Al-Quran, membaca dan keutamaannya
Khataman Al-Quran adalah kegiatan membaca Al-Quran yang dimulai dari surah Al-Fatihah hingga surah an-naas (114 surah). Bisa dilakukan secara berurutan, yakni mulai dari juz 1 hingga juz 30, atau dilakukan secara serentak, yakni 30 juz dibagi sesuai jumlah peserta.
Khataman Alquran dapat dilakukan dengan cara bil ghaib yakni hafalan, atau binnadhor, membaca dengan melihat.
Adapun keutamaan membaca Alquran sangat jelas disebutkan di dalam Alquran dan sabda Rasulullah SAW. Pahala yang dijanjikan oleh Allah SWT kepada orang-orang yang membaca Alquran akan dilipatgandakan sebanyak sepuluh kali lipat. Hal ini sebagaimana disampaikan oleh At-Turmudzi sebagai berikut :
Dari Abdullah bin Masud RA berkata : “Rasulullah SAW bersabda, barangsiapa membaca satu huruf dari Alquran maka baginya satu kebaikan, dan atu kebaikan itu dilipatkgandakan sepuluh, saya (Rasulullah) tidak berkata aliflammim itu satu huruf, namun alif itu satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.”
Allah SWT juga berjanji untuk menyempurnakan pahala dan karunia-Nya bagi orang-orang yang selalu membaca Alquran, melaksanakan shalat, dan menginfakkan rezekinya. Hal ini terungkap dalam firman-Nya dalam surah fathir ayat 29-30.
Kemudian sebagaimana keterangan Rasulullah SAW bahwa Allah SWT juga sangat mengutamakan orang-orang yang membaca Alquran dengan cara mengirimkan para malaikat untuk turut berdoa bersama mereka. Selain itu, bacaan Alquran menjadi penyelamat bagi para pembacanya kelak dihari akhir, sebagimana disampaikan dalam hadits riwayat at-Turmudzi, yang artinya :
Dari Umamah Albahili sesungguhnya Rasulullah bersabda : “Bacalah Alquran sesungguhnya kelak di hari kiamat Alquran akan datang sebagai pembaca syafa’at bagi pembacanya.”
Mushaf Alquran yang digunakan.
Kita ketahui bahwa format mushaf Alquran yang beredar di Indonesia cukup beragam. Selama itu adalah mushaf rasm Utsmani , kaidah yang disepakati oleh Sayyidina Utsman RA dalam penulisan kalimat-kalimat al-Qur’an dan hurufnya, maka sejatinya itu tidak ada perbedaan mendasar. Perbedaan yang ada hanya sekedar cara memudahkan muslimin di berbagai negara untuk mudah membacanya, misalkan perbedaan dalam memberikan tanda wakaf, atau tanda baca lainnya yang tidak merubah tanda baca dasar.
Mushaf Al-Quran yang beredar di Indonesia dapat kita ketahui terdiri dari beberapa format, di antaranya format 15 baris, 16 baris dan 18 baris. Bahkan ada yang 13 baris. Namun secara umum yang beredar adalah selain format 13 baris.
Yuk Ngaji bareng…
Pola Khataman
Pembacanya oleh satu orang dan disimak oleh yang lainnya. Pembaca bisa dilakukan secara bergantian. Hal ini membutuhkan waktu lama. Bagi mereka yang hafidz Alquran bisa mengkhatamkan Al-Quran selama setengah hari. Bila satu juz dibaca selama 20 menit, maka ia bisa mengkhatamkan Al-Quran selama 10 jam. Bagi yang belum begitu lancar, waktu yang dibutuhkan tentu tidak cukup selama 24 jam non stop.
Cara kedua, membaca Alquran 30 juz secara serentak atau dalam waktu bersamaan, yakni dengan cara pembagian juz. Ada yang menyebutnya dengan khatmul barqi, khataman kilat.
Adapun pola yang dilakukan adalah 30 juz di bagi jumlah peserta dalam suatu majelis. Bila suatu majelis terdiri dari 30 orang, maka setiap orang mendapat kesempatan membaca 1 juz. Bila lebih dari 30 orang, maka kesempatan kelipatan khataman dapat dilakukan, yakni dua kali khataman atau lebih.
Pada prinsipnya, pola ini disesuaikan dengan kemampuan peserta. Bila di antara peserta masih belum lancar dalam membaca Alquran, maka satu juz bisa dibagi berdua. Demikian seterusnya berdasarkan prinsip proporsional.
Mengaji menggunakan dua pola tersebut di atas. Tentu dengan harapan agar tradisi mengaji Alquran (tadarus Alquran, khataman Alquran, tadabbur Alquran) oleh umat Islam menurunkan ketenangan jiwa, meraih keselamatan, keberkahan dan limpahan rahmat Allah SWT.