
Pondok Pesantren Walisongo Ngabar kembali mencatat sejarah baru dengan diresmikannya Gedung Auditorium dan Ngabar Hybrid Library oleh Menteri Agama RI, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, pada Ahad (14/9/2025). Acara ini menjadi momentum penting bagi dunia pesantren, khususnya dalam pengembangan sarana pendidikan modern yang tetap berakar pada tradisi.
Dalam sambutannya, bapak pimpinan pondok, KH. Heru Saiful Anwar, menyampaikan rasa syukur dan penghargaan atas perhatian pemerintah terhadap pesantren. Menurutnya, dukungan nyata yang diberikan Kementerian Agama tidak hanya menyentuh pembangunan fisik, tetapi juga kesejahteraan para pendidik.
“Lebih dari 200 guru dan dosen di lingkungan pesantren kami telah memperoleh sertifikasi dari Kementerian Agama. Ini bukan sekadar angka, tetapi bukti kepedulian negara dalam mengangkat martabat pendidik pesantren,” ujarnya.
KH. Heru menambahkan, perhatian pemerintah tersebut semakin mengokohkan tekad pesantren untuk mencetak santri yang unggul dalam ilmu dan mulia dalam akhlak. Ia menegaskan filosofi pondok: “Hidup sekali, hiduplah yang berarti,” sebagai pengingat bahwa pendidikan di pesantren bukan hanya untuk urusan dunia, tetapi juga untuk bekal akhirat.
Sementara itu, Menteri Agama Nasaruddin Umar menekankan bahwa pesantren memiliki posisi strategis dalam membangun bangsa. Ia menilai pesantren bukan hanya lembaga transfer ilmu, melainkan juga pusat pembentukan moral dan spiritual.
“Pesantren bukan hanya tempat transfer ilmu, tetapi juga ruang tazkiyah (penyucian jiwa) untuk melahirkan generasi jujur, ikhlas, dan siap mengabdi bagi umat,” tuturnya.
Peresmian ini turut disaksikan oleh berbagai tokoh penting, di antaranya Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Prof. Dr. Phil. Sahiron, MA. Rektor UIN Surabaya sekaligus Koordinator Kopertais IV Prof. Dr. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad. Dip.SEA., M.Phil., Ph.D., Rektor UIN Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo, Bupati Ponorogo, Kepala Kanwil Kemenag Jawa Timur, Kepala Kankemenag se-Karisidenan Madiun, Ketua MUI Ponorogo, serta sejumlah rektor perguruan tinggi sekitar.
Sementara itu, Menteri Agama Nasaruddin Umar menekankan bahwa pesantren memiliki posisi strategis dalam membangun bangsa. Ia menilai pesantren bukan hanya lembaga transfer ilmu, melainkan juga pusat pembentukan moral dan spiritual.
“Pesantren bukan hanya tempat transfer ilmu, tetapi juga ruang tazkiyah (penyucian jiwa) untuk melahirkan generasi jujur, ikhlas, dan siap mengabdi bagi umat,” tuturnya.

Sementara itu, Menteri Agama Nasaruddin Umar menekankan bahwa pesantren memiliki posisi strategis dalam membangun bangsa. Ia menilai pesantren bukan hanya lembaga transfer ilmu, melainkan juga pusat pembentukan moral dan spiritual.
“Pesantren bukan hanya tempat transfer ilmu, tetapi juga ruang tazkiyah (penyucian jiwa) untuk melahirkan generasi jujur, ikhlas, dan siap mengabdi bagi umat,” tuturnya.
Peresmian ini turut disaksikan oleh berbagai tokoh penting, di antaranya Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam Prof. Dr. Phil. Sahiron, MA. Rektor UIN Surabaya sekaligus Koordinator Kopertais IV Prof. Dr. Akh. Muzakki, M.Ag., Grad. Dip.SEA., M.Phil., Ph.D., Rektor UIN Kiai Ageng Muhammad Besari Ponorogo, Bupati Ponorogo, Kepala Kanwil Kemenag Jawa Timur, Kepala Kankemenag se-Karisidenan Madiun, Ketua MUI Ponorogo, serta sejumlah rektor perguruan tinggi sekitar.




